Program

Aset organisasi yang sangat penting adalah sumber daya manusia, dan keberhasilan suatu organisasi tentu saja sangat di pengaruhi oleh kemampuan seluruh sumberdaya manusia dalam organisasi. Potensi  manusia dalam konteks sumberdaya memiliki arti bahwa manusia pada hakekatnya penuh dengan energy, mampu berfikir dan dilengkapi dengan kemampuan mantal yang unggul untuk bertindak. Mereka mampu menjadi proaktif selain reaktif dan memiliki energi tersembunyi (Ribhan, 2001). Agar organisasi tetap dapat survive, organisasi harus selalu belajar dan terus belajar . Atau dengan kata lain suatu organisasi harus menjadi organisasi pembelajar .

Organisasi pembelajar  (learning organization) adalah organisasi yang memberikan fasilitas pembelajaran kepada seluruh anggota organisasi dan secara berkesinambungan mentransormasikannya dalam organisasi (Sadler, 1996). Marquardt mendefinisikan organisasi pembelajar sebagai organisasi yang dengan kapasitas penuh (powerful capacity), mengumpulkan, menyimpan, mentransfer pengetahuan yang kemudian secara berkesinambungan mentranformasikan hal tersebut untuk keberhasilan korporat (Marquardt, 1999). Sementara Garwin (1993) mendefinisikan organisasi pembelajar sebagai organisasi yang menciptakan, memperoleh, mentranfer kompetensi dan dapat merubah perilaku  menurut pandangan dan pengetahuan baru (Sydänmaanlakka, 2002: 37). Menurut Argyris (1993). Organisasi pembelajaran adalah organisasi yang para anggotanya bertanya mengenai operasi secara berkesinambungan, macam-macam kesalahan, perbedaan dan keadaan yang sebenarnya dari mereka sendiri dengan merestrukturisasi organisasi

Dan operasi mereka (Sydänmaanlakka, 2002). Pedler, Burgoyne, dan Boydell’s  menggunakan istilah learning company, dengan memberikan definisi sebagai organisasi yang memfasilitasi pembelajaran pada semua anggota dan secara berkesinambungan memtranformasikan pada dirinya (Bierema, 1999).

Mengacu pada beberapa pandangan dimaksud, maka dapat dikatakan bahwa organisasi pembelajar adalah organisasi yang para anggota secara terus-menerus belajar dan mentranformasikan dalam aktifitas  organisasi. Mengenai bagaimana cara anggota organisasi itu belajar, sangat tergantung dari kemampuan belajar masing-masing, karena kemampuan belajar merupakan bentuk yang paling fundamental dari kekuatan otak. Tidak peduli betapa cemerlangnya seseorang , apabila seseorang tersebut tidak mau belajar apa-apa, seluruh kekuatan otak itu akan sia-sia (Stine, 2002). Untuk dapat belajar dengan baik, seseorang perlu menggali dan menemukan pendekatan belajar yang terbaik bagi dirinya.

Pengembangan sumber daya manusia dalam suatu organisasi (profit maupun yang berorientasi non profit) dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan. Meskipun secara konseptual terdapat perbedaan antara pendidikan dengan pelatihan, tetapi keduanya tidak dapat dipisahkan. Yang dimaksud dengan pendidikan dan peltihan adalah keterampilan, dan sikap /perilaku yang dibutuhkan untuk suatu jabatan atau pekerjaan tertentu, sehingga yang bersangkutan mampu melaksanakan pekerjaan/jabatannya dengan sebaik-baiknya.

Esensi dari suatu program pendidikan dan peltihan adalaha perubahan organisasi , yaitu suatu proses perubahan dari kondisi sekarang menuju kondisi standar yang dikehendaki. Dalam hubungan ini terdapat

Beberapa factor yang berpengaruh dan mendorong diselenggarakannya Pendidikan dan Pelatihan, sebagai mana dapat dilihat pada gambar 1 (Mody, Noe,dan Premeaux, 1999):

Memperhatikan factor-faktor yang mempengaruhi pendidikan dan pelatihan di atas, maka suatu pendidikan dan pelatihan diselenggarakan          dalam rangka memecahkan permasalahan yang ada antara kondisi  sekarang dengan kondisi yang diharapkan (Mulyadi, 1999). Ilustrasi dimaksud dapat dilihat pada gambar 2. Dengan demikian berarti suatu diklat diselenggarakan untuk mengurangi atau meniadakan kesenjangan.

Tinggalkan komentar